Sekolah pertama untuk remaja hamil di Malaysia telah dibuka, sebagai bagian dari upaya untuk menekan jumlah bayi yang diterlantarkan.
Menteri Kepala Negara Bagian Malaka, Datuk Mohamad Ali Rustam mengatakan kepada BBC Indonesia angka remaja yang hamil di luar pernikahan tahun lalu mencapai 390 di Malaka saja tahun lalu, dan dalam enam bulan tahun ini lebih 170.
Tingginya angka remaja yang hamil di luar nikah ini menyebabkan angka pembuangan bayi meningkat.
Sekolah dan Asrama Harapan ini di daerah perbukitan di luar kota Malaka ini, menurutnya telah siap menampung remaja yang mengalami masalah ini.
"Sekolah dapat menampung 40 orang. Saat ini sudah ada yang menyatakan minat. Kami siap, dengan satu orang pun, sekolah jalan," katanya.
Sejumlah kalangan mengatakan Sekolah Harapan ini justru akan meningkatkan jumlah remaja hamil di luar pernikahan.
Namun Ali Rustam menepis kritikan itu dengan mengatakan angka pembuangan bayi ini meningkat karena para remaja yang hamil, baik yang menikah ataupun yang belum menikah, tidak memiliki tempat untuk melanjutkan sekolah.
Sementara itu kepala sekolah Rahaman Karim mengatakan sekolah ini juga memberikan kesempatan kepada remaja yang mengalami masalah itu.angi jumlah bayi yang dibuang.
"Islam dan agama lain memberikan kesempatan orang untuk bertobat. Kami memberi kesempatan untuk itu," katanya.
"Langkah ini adalah sesuatu yang baru untuk masyarakat kami, jadi orang masih menimbang pro dan kontra," tambahnya.
Sejauh ini menurutnya ada enam permintaan tempat untuk sekolah itu dari seluruh Malaysia.
Menteri Kepala Malaka, Mohamad Ali Rustam, yang pertama kali mengusulkan pembentukan sekolah mengatakan masalah pembuangan bayi ini merupakan persoalan besar.
Pada tahun 2009 terdapat 79 kasus pembuangan bayi dan tahun ini saja, sekitar 70 bayi yang diterlantarkan di Malaysia, ada yang ditinggalkan di depan rumah orang, di tempat sampah atau di toilet.
Selain pemeriksaan kesehatan, para remaja juga akan mendapatkan bimbingan agama.
Kurangnya pendidikan seks
Sekolah ini menjanjikan privasi dan perlindungan bagi remaja hamil selain memberikan pendidikan.
Kerahasiaan akan dijamin karena menurut, polisi bayi-bayi yang dibuang ini sebagian besar adalah hasil hubungan di luar nikah.
Para pejabat di Malaysia juga mengatakan mereka akan mengizinkan pernikahan anak perempuan di bawah 16 tahun.
Sejumlah bayi hasil hubungan di luar nikah ini diadopsi.
"Walaupun saya akan segera menikah, bila saya hamil sebelum nikah, bayi yang dilahirkan akan menanggung malu seumur hidup," kata Mila yang berusia 28 tahun.
Namun menteri urusan wanita Malaysia menentang gagasan sekolah remaja hamil ini.
Ia mengatakan kepada BBC sekolah seperti itu akan semakin menjauhkan remaja-remaja terkait dari masyarakat.
Ia mengatakan akar permasalahannya adalah kurangnya pendidikan seks di sekolah-sekolah.
Kementerian wanita Malaysia menyerukan agar pendidikan seks diterapkan di sekolah-sekolah.
Namun sejumlah organisasi agama menentang gagasan itu karena menurut mereka akan meningkatkan jumlah remaja yang hamil di luar nikah.
Sumber
http://jekethek.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar